Sunday 14 October 2018

1 year Long Distance Married

23 Agustus lalu tepat 1 tahun menjadi seorang istri dan bulan ini merupakan bulan ke 9 kami menjalani rumah tangga long distance, sebenar nya udah ga heran dan terkejoed sama long distance relationship, sebelum menikah, kami telah bersama selama 10 tahun dan 8 tahun nya dijalani sebagai pasangan LDR. Jadi kalo masih ada yang bilang "LDR lama ga menjamin berakhir di pelaminan", kamu nya aja yang ga strong dan hanya punya stok sabar yang sedikiit sekali. 

Selama 1 tahun (sekarang sih udah 14 bulan) menjadi seorang istri, masih belum banyak hal-hal yang berubah, aku masih biasa-biasa saja, berat badan juga baru nambah 3 kilo, kecuali sudah belajar cara memanage keuangan rumah tangga, sudah mulai invest demi masa depan, sudah punya KTP dengan status "kawin", sudah punya buku nikah, sudah pisah KK dari orangtua, kalo pergi berdua ga ditanyain ortu mau kemana dan kapan pulang kaya jaman sebelum nikah dan sudah terbebas dari pertanyaan mainstream "kapan nikah". Alhamdulillah

Setelah menikah kami sempat 5 bulan tinggal 1 atap which is aku ikut suami ke tempat suami bekerja, 1 bulan masih berasa main-main aja karena untuk makan masih membeli, bulan ke 2 kami mulai memutuskan untuk membeli peralatan kerumahtanggaan yaitu peralatan memasak, mulai lah keterampilan memasak terasah sampai download aplikasi cook pad dan pede share resep masakan, 3 minggu pertama hari-hari yang berat, harus bangun pagi-pagi sekali untuk memasak sarapan lalu berbelanja bahan memasak untuk makan siang dan malam, setelah memasak untuk makan siang dilanjutkan bersih-bersih rumah, selalu pas azan zuhur baru bisa leyeh-leyeh, untung nya untuk mencuci pakaian masih menggunakan jasa laundry, rasa nya lelah sekali sampai sakit karena lelah. lucu. Untuk selanjut nya mulai terbiasa, sudah tau berapa takaran beras yang akan dimasak agar tidak mubazir, sudah tau suami suka masakan seperti apa, sudah bisa membedakan antara jahe dan lengkuas. Bisa karena terbiasa. Sekarang karena berjauhan memasak untuk suami hanya ketika suami pulang cuti saja.

Untuk tahun pertama menikah yang paling annoying pasti pertanyaan tentang momongan, Why? toh kami dan orang tua juga enjoy-enjoy aja masalah momongan ini, kenapa malah seperti nya orang lain yang lebih khawatir, tapi bukan negara Indonesia nama nya kalo pertanyaan "kapan punya anak" ga ditanyakan sama pasangan yang belum gendong-gendong bayi, yekan.

Semoga perjalanan menuju tahun kedua ini, pernikahan kami selalu diberikan yang terbaik. Aamin