Thursday 2 January 2020

KALEIDOSKOP 2019

Hari kedua tahun 2020, mau mencoba merecap kejadian dan pelajaran hidup di tahun 2019 yang baru saja berganti.

KALEIDOSKOP 2019

1. PERNIKAHAN
Bulan Agustus 2019, pernikahan ku telah berjalan selama 2 tahun, sama seperti tahun 2018 masih menjalani long distance married Sumatera-Maluku dan lebih bersyukur dengan tingkat pengelolaan emosional diri yang sangat baik bagi kami berdua dan aku lebih bersyukur menikah dengan laki-laki yang sangat sabar, bisa menenangkan kadang kala sedang panik tak karuan, Alhamdulillah. Tahun ini permintaan cucu dari nenek kedua belah pihak semakin gencar dan kami berdua masih menanggapi dengan santai sekaligus mengamini dengan serius perihal permintaan tersebut.

2. PEKERJAAN
Bulan Januari hingga Maret merupakan hari-hari yang sangat produktif di tempat kerja, tiap hari hampir 13 Jam di kantor guna persiapan akreditasi tempat kerja dan Alhamdulillah meskipun capek tapi aku sangat menikmati, tahun 2019 juga banyak melihat rekan kerja yang resign dan muncul nya rekan-rekan kerja baru di tempat kerja, pertengahan tahun hingga akhir tahun ritme kerja sedikit santai meskipun bermunculan kejadian-kejadian yang tak terduga terkait pekerjaan, tahun ini juga banyak ilmu yang diperoleh dari bidang pekerjaan, menghadapi berbagai karakter orang yang terkadang bikin elus-elus dada atau berdecak kagum. 

3. RELIGI
Tahun 2019 kurasakan penurunan kuantitas ibadah, masih sering sholat ujung waktu dan jarang tilawah tapi berkat umi aku jadi sering mendengar ceramah dari ustad-ustad kondang bersumber youtube yang selalu di putar umi setiap hari di rumah.

4. KESEHATAN
Bulan Juni 2019, H-2 sebelum idul fitri, aku tumbang parah sampai butuh di infus tapi Alhamdulillah aku tidak rawat inap, hanya rawat jalan di rumah dan Alhamdulillah lagi suami sudah cuti, jadi yang rawat selama sakit ya suami. Tahun ini juga aku sangat jarang berolahraga padahal sudah membeli dumb bell dan skipping rope tapi tetap tidak konsisten digunakan.

5. PENGEMBANGAN DIRI
kuakui aku jarang membaca buku tahun ini, lebih asyik dengan segala informasi yang diperoleh dari social media dan jarang bahkan tidak pernah menonton TV, tapi entah kenapa tahun ini aku kembali menulis puisi hanya sekedar buat iseng lalu pertengahan tahun aku sedikit dipaksa ayah dan suami untuk daftar kursus mengemudi yang ku lalui dengan baik sampai memperoleh SIM A namun sampai hari ini mental ku kadang masih takut ketika sedang mengemudi. 

6. FINANCIAL
Tahun ini aku dan suami memutuskan membeli mobil karena memang butuh untuk akomodasi dan ini membuat perencanaan keuangan kami diatur ulang, tahun ini juga tingkat belanja online ku menurun. Untuk jumlah aset selain kendaraan masih sama seperti tahun 2018.

7. PENDIDIKAN
Setelah di paksa oleh orang tua dan suami, semangat menyelesaikan pendidikan magister terpacu lagi tahun ini setelah stuck selama setahun (cuti kuliah dan kerja), dimulai dengan penelitian yang sangat dibantu oleh ayah dan umi lalu tanggal 23 Desember lalu berhasil Seminar Hasil Tesis dan sekarang sedang menuju Sidang Tesis, Alhamdulillah

Tahun 2020 ini resolusi yang menjadi Big dream adalah LULUS MAGISTER dan MENJADI IBU. 

Sunday 14 October 2018

1 year Long Distance Married

23 Agustus lalu tepat 1 tahun menjadi seorang istri dan bulan ini merupakan bulan ke 9 kami menjalani rumah tangga long distance, sebenar nya udah ga heran dan terkejoed sama long distance relationship, sebelum menikah, kami telah bersama selama 10 tahun dan 8 tahun nya dijalani sebagai pasangan LDR. Jadi kalo masih ada yang bilang "LDR lama ga menjamin berakhir di pelaminan", kamu nya aja yang ga strong dan hanya punya stok sabar yang sedikiit sekali. 

Selama 1 tahun (sekarang sih udah 14 bulan) menjadi seorang istri, masih belum banyak hal-hal yang berubah, aku masih biasa-biasa saja, berat badan juga baru nambah 3 kilo, kecuali sudah belajar cara memanage keuangan rumah tangga, sudah mulai invest demi masa depan, sudah punya KTP dengan status "kawin", sudah punya buku nikah, sudah pisah KK dari orangtua, kalo pergi berdua ga ditanyain ortu mau kemana dan kapan pulang kaya jaman sebelum nikah dan sudah terbebas dari pertanyaan mainstream "kapan nikah". Alhamdulillah

Setelah menikah kami sempat 5 bulan tinggal 1 atap which is aku ikut suami ke tempat suami bekerja, 1 bulan masih berasa main-main aja karena untuk makan masih membeli, bulan ke 2 kami mulai memutuskan untuk membeli peralatan kerumahtanggaan yaitu peralatan memasak, mulai lah keterampilan memasak terasah sampai download aplikasi cook pad dan pede share resep masakan, 3 minggu pertama hari-hari yang berat, harus bangun pagi-pagi sekali untuk memasak sarapan lalu berbelanja bahan memasak untuk makan siang dan malam, setelah memasak untuk makan siang dilanjutkan bersih-bersih rumah, selalu pas azan zuhur baru bisa leyeh-leyeh, untung nya untuk mencuci pakaian masih menggunakan jasa laundry, rasa nya lelah sekali sampai sakit karena lelah. lucu. Untuk selanjut nya mulai terbiasa, sudah tau berapa takaran beras yang akan dimasak agar tidak mubazir, sudah tau suami suka masakan seperti apa, sudah bisa membedakan antara jahe dan lengkuas. Bisa karena terbiasa. Sekarang karena berjauhan memasak untuk suami hanya ketika suami pulang cuti saja.

Untuk tahun pertama menikah yang paling annoying pasti pertanyaan tentang momongan, Why? toh kami dan orang tua juga enjoy-enjoy aja masalah momongan ini, kenapa malah seperti nya orang lain yang lebih khawatir, tapi bukan negara Indonesia nama nya kalo pertanyaan "kapan punya anak" ga ditanyakan sama pasangan yang belum gendong-gendong bayi, yekan.

Semoga perjalanan menuju tahun kedua ini, pernikahan kami selalu diberikan yang terbaik. Aamin



Sunday 8 January 2017

Tentang Mereka (Geng Dept Xd)

Hari kedelapan di tahun 2017, “well, blog ini sudah berdebu tebal flora! Akhirnya kau bebersih juga!”
.....................................................................................................................
Kali ini mau menulis “tentang mereka”, “mereka” disini adalah geng Dept xd, entah apa maksud dari nama tersebut yang jelas dept singkatan dari departemen karena anggota geng ini dulu satu naungan departemen himpunan mahasiswa kampus, geng yang akrab karena sedikit bekerja banyak hura-hura “work less, hedon more”, kala itu loh, ketika jaman ketua departemen (which is Me) tidak lebih hebat dari staff *nangis darah*. Oke, aku mau perkenalkan anggota geng ini satu persatu-satu *drumroll*....

Yang pertama bernama Ismaryanto Gunawan alias anto alias antok anak lombok yang sepertinya gagal “nyulik” anak gadis orang akhirnya merantau ke Jakarta dan saat ini mengaku sebagai anak hits Jakarta yang hafal banget jalur-jalur kereta dengan mata terpejam, maklum AnKer alias anak kereta sejati, makhluk ini semacam ikon (untuk dibully secara masal), manusia dengan wajah kurang ekspresi, pengen aku masukin les akting biar tau gimana ekspresi muka pas senang, sedih atau jahil jadi gak datar terus. Warning buat anto! “plis minum susu weight gain jangan minum susu SGM lagi atau minum susu kuda liar fresh from Lombok sana”, iya, karena anto ini sebagai laki-laki harus menambah massa otot biar kuat nanti angkat-angkat belanjaan istri. Kalau chat di grup tanpa anto berasa hampa banget, bukan apa-apa karena gak ada aja orang se-bully-able anto ini, dulu sih rajin kirim-kirim semacam screen shoot-an gambar berisi tausiah atau broadcast tausiah yang panjang banget, sekarang jarang karena kurang respon, mungkin anggota geng ini belum mau bertobat sekarang kali ya hahaha

Next..
Satyanur Nugroho (duh lupa nama lengkap mu le) alias tyan, anggota laki-laki jadi-jadian setelah anto, tyan orang manokwari yang tiba-tiba terdampar ke pulau Jawa demi membangun Manokwari yang ramah sinyal segala provider, mahasiswa magister ITB tingkat akhir yang kayanya lebih banyak nge-War DOTA daripada nyari referensi tesis, gapapa yan Papua juga butuh calon Gubernur yang ahli strategi, kisah cinta si tyan ini mirip-mirip lah sama ftv tontonan jaman ngekos dulu, bedanya di ftv berakhir happy ending, kalau kisah tyan HAMPIR happy ending, kalau balas chat grup sih lebih banyak pake stiker daripada tulisan, gamer banget ceritanya (btw hubungannya apa?). Tyan sama Anto ini diibaratkan tulisan “PANTAI” tidak boleh dipisah karena akan ada yang tidak enak dibaca, begitu lah 2 orang temen geng ku ini. 

Next...
Anggota geng perempuan adalah Irma Suryanti alias irma alias irmak, calon pejabat dari Belitung yang mau bangun villa dekat Pantai di Belitung biar kalo kita reunian disana gratis (ngayal dulu gapapa), di tulisan Tentang Mereka (Klik disini ya) sudah ada cerita tentang seorang Irma. Seorang PNS Kementerian yang sibuk mengurus Negara tercinta Indonesia menjadi semakin maju agar nanti kalau mau reunian tinggal pakai teknologi ala-ala teleportasi aja, oiya btw di Resolusi 2016 lalu aku punya keinginan bertemu dengan teman semasa kuliah dan ndilalah pada bulan Februari 2016 lalu Irma mewujudkannya karena secara kebetulan ada dinas ke Jambi, uhuy!. 

Dalam ilmu pertemanan ada istilah cocoklogi, kalo cocok atau nyambung bisa jadi teman, kalau tidak ya hanya sekedar kenal saja. Begitulah yang aku rasakan ketika berteman dengan ketiga manusia ini, geng ini di ibaratkan ikon nusantara karena berisi orang-orang dari Pulau Sumatera, Kepulauan BABEL, NTB dan Papua, dari sabang sampai merauke. Tidak pernah sakit hati walau saling membully, geng dengan selera humor ngalahin pelawak di TV, geng dengan rencana reuni paling lama sepanjang sejarah. Semoga temenan terus ya biar nanti kita saling jodohin cucu-cucu kita tapi sebelumnya mari berdoa semoga diberi jodoh yang baik dulu gengs!.

Thursday 3 November 2016

Cara Lain Menikmati Singkong


Siapa yang tidak tahu singkong, olahan makanan dari singkong sering dianggap sebagai makanan orang kampung ini ternyata memiliki banyak khasiat, kandungan serat dan karbohidrat yang tidak jauh berbeda dengan nasi sebagai makanan pokok kita menjadikan singkong tidak bisa dipandang sebelah mata. Berbicara tentang olahan makanan dari singkong yang paling umum biasanya hanya singkong goreng, singkong rebus, singkong bakar dan keripik singkong. Saya berkreasi dengan mengolah singkong rebus menjadi singkong tumis, hasilnya singkong lebih empuk dan gurih. Tumis singkong bisa dijadikan pengganti nasi pada saat sarapan atau makan siang. Berikut cara membuatnya.
Bahan :
  1. Singkong/Ketela Pohon
  2. Cabe merah
  3. Bawang Merah
  4. Garam
Cara membuat :
  1. Rebus singkong sampai empuk, jangan terlalu lama merebus agar singkong tidak lembek, setelah empuk tiriskan dan dinginkan.
  2. Potong-potong singkong yang telah direbus tersebut.
  3. potong-potong cabe merah dan bawang merah lalu tumis hingga harum.
  4. Masukkan singkong kedalam tumisan bumbu, beri garam secukupnya.
  5. Karena singkong sudah empuk jangan terlalu lama menumis, setelah singkong agak sedikit kekuningan angkat dan siap disantap.

Monday 17 October 2016

Flora in Thesisland : Untuk saat ini "entahlah!" dulu

Seminggu terakhir ini adalah hari-hari yang berat bagi dunia pertesisan, tesis ku. Semenjak seminar proposal Mei lalu, aku baru konsultasi ke dosbing kembali baru awal september lalu. Hal ini jadi pertanyaan bagi dosbing, orang tua dan aku sendiri “kenapa lama banget baru bimbingan lagi?” jawabannya waktu itu memang mendekati libur dan bulan Ramadhan jadi gak punya niat yang kuat untuk kembali ke kampus dan berdiskusi, terlebih masukan-masukan yang sedikit membingungkan (bingung banyak sih) harus dimulai darimana. Aah berat memang rasanya apalagi cuma dipikirin terus tapi ga dikerjain kan.

Bimbingan ke dosbing 1 di Bulan september Alhamdulillah lancar dan tidak sulit. Namun untuk dosbing 2 susah untuk mencocokkan jadwal beliau karena kesibukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Untuk 3 dosen  lainnya entahlah aku sudah feeling sangat sulit hanya untuk bertemu dan berdiskusi. Terbukti dosen yang rumahnya 1 komplek dengan kosan ku aja sulit banget  untuk ditemui, jangankan bertemu membalas pesan aja enggak. Duh bapak~

Tadi siang baru bimbingan kembali dengan dosbing 2, setelah mulai janjian dari akhir bulan September lalu. Ketidaksinkronan ide antar pembimbing jadi bikin sedikit blue dan melow, selama masa kuliah, ini adalah kali kedua nangis di depan dosen, yang dulu bukan karena tugas akhir sih tapi tugas besar semester 4 yang bikin ga belajar buat UAS dan berakhir dengan nilai 1 mata kuliah itu  amburadul, bukan cengeng dan minta perhatian tapi memang hanya bisa mencurahkan emosi yang meluap dengan begitu, menangis. Lega ? enggak, lega mah kalo udah pake toga hijau neon itu, tapi setidaknya dosen tahu apa yang aku rasain (gitu sih harapannya), “korban” perbedaan ide dan sempat dibilang “pengadu domba” karena miss komunikasi. Gini amat sih nasib akhir kuliah ku yaa.
Aku jadi merindukan tugas akhir partner-an, susah, senang, nangis, down, semangat, bangkit ada temennya, ada orang yang ngerasain hal yang sama, ada yang saling menguatkan. Sekarang ga mikir kapan wisuda yang penting lulus aja dulu wisuda mah selebrasinya. Desperate banget yaa.
Kalau cerita mahasiswa tingkat akhir hanya berapa persen lah penuh dengan yang manis-manis selebihnya dipenuhi do’a dan zikir, keluhan, rasa eneg, air mata, hilang semangat dan down.
Kata-kata “semangat yaaa!” udah ga mempan lagi jadi semacam antibiotik mental. Doa terus sama ketegaran hati sih yang sekarang lagi dipupuk.
Hasil gambar
Source